Haris Ibrahim
Friday, 18 May 2012
Leading the High Energy Culture
Tema ini akan membahas tahapan-tahapan kecil seperti yang ditulis oleh David Casulo dalam bukunya yang berjudul "Leading the High Energy Culture". Bagaimana melakukan implementasi secara sederhana dalam tataran organisasi yang lebih kecil. Tahapan dimulai dengan mendeteksi orang-orang yang memiliki high energy culture dalam organisasi yang keberadaaannya memberikan enegri perubahan dan perbaikan dalam organisasi. Langkah selanjutnya adalah bagaimana melejitkan setiap potensi para manager agar bisa didudukkan tak hanya sebagai manager namun juga sebagai pemimpin perubahan yang menularkan energi positif yang besar untuk pencapaian tujuan organisasi.
Mengimplementasikan Knowledge Management dalam Kondisi yang Berat
Tema tulisan ini akan membahas, bagaimana melalukan identifikasi kelemahan organisasi dalam penerapan Knowledge Management, bagaimana mendesain implementasi Knowledge Management dan bagaimana implementasi di lapangan dengan berbagai situasinya.
Membangun Mimpi, Belajar Bersama dan Mewujudkan Mimpi
Pada bagian ini, kita akan sharing bagaimana memulai sesuatu yang baru. Membangun SDM dan team yang unggul dalam organsasi, membangun knowledge dan menyatukan mimpi.
Bersama Memimpin Perubahan
Pada tulisn ini, akan kita ulas sharing pengalaman bagaimana mendeteksi kondisi objektif satu kantor, memetakan masalah, memetakan potensi. Selanjutnya kita juga akan bahas bersama bagaimana melakukan reorganisasi, membangkitkan potensi dan passion. Pada akhirnya bagaimana kita mewariskan organisasi yang sehat dan punya semangat mengukir prestasi.
Bersahabat Bersama Integritas dan Bersama Membangun Integritas
Pada tulisan ini, akan kita bahas bagaimana bersahabat dengan integritas dan bersama team membangun integritas.
Sukses Menjadi Seorang Account Officer
Pada tulisan ini, akan bercerita bagaimana kita berkarier dalam dunia perbankan dengan memulai perkejaan sebagai seorang account officer.
Seorang AO, tak hanya dilihat berapa tahun dia menjabat sebagai AO, tapi lebih dari itu, berapa exposure yang dia capai dan kelola dalam kurun waktu jabatannya. Jenis tantangan seperti apa yang pernah dia pegang, adakah semua tahapan telah dilalui selama masa jabannya dari mulai mendapatkan dan mengelola, nasabah mikro, nasabah kecil, nasabah konsumer, nasabah komersil hingga nasabah besar di level korporasi. Semakin kompleks jenis nasabah dan pembiayaan yang dialami, semakin luas cara pandang seorang AO sehingga akan matang untuk masuk ke dalam tahapan selanjutnya sebagai seorang bankir.
Seorang AO harus dapat memahami esensi dari laporan keuangan dan mampu menterjemahkannya dalam kondisi ril pada keadaan nasabah. Sebagai contoh, laporan keuangan nasabah yg menyebutkan asset, AO dapat memperkirakan asset tersebut memiliki nilai yg setara; laporan inventory, saat pengecekan di lapangan dapat diadu antara data di buku dan kondisi di lapangan. Sales atau pendapatan dapat kross cek langsung antara laporan dan mutasi rekening koran nasabah dan sales report.
Keahlian membaca bahasa tubuh juga sangat diperlukan terutama untuk nasabah kecil, karena mengandalkan laporan keuangan yg proper lebih banyak meleset dengan realitas lapangan. Pandai-pandai dan jeli untuk melakukan kross cek pada tetangga customer. client, supplier; bila perlu tak usah mengaku dari bank supaya dapat informasi apa adanya. Pernah ada satu pengalaman usaha yg dijalankan oleh suami isteri yg terlihat harmonis dan mesra; rupanya diujung perceraian, dan otomatis ketika suami isteri yg menjalankan usaha berdua bercerai, kondisi usaha yg dibiayai bisa berantakan.
Masuk ke stage berikutnya adalah usaha besar yg dibiayai; banyak-banyaklah bergaul dengan dunia luar; cari informasi mengenai market, kondisi global. Hal klasik seorang AO adalah banyakan di kantor mengerjakan paper work tanpa mendapatkan asupan informasi baru yg akan sangat membantu ketika mengusulkan satu proposal pembiayaan. Hal lainnya dengan bergaul juga akan selalu banyak stock pipeline nasabah sehingga tidak kalang kabut ketika ditanya rencana pencapaian target.
Itu dulu ya....
Seorang AO, tak hanya dilihat berapa tahun dia menjabat sebagai AO, tapi lebih dari itu, berapa exposure yang dia capai dan kelola dalam kurun waktu jabatannya. Jenis tantangan seperti apa yang pernah dia pegang, adakah semua tahapan telah dilalui selama masa jabannya dari mulai mendapatkan dan mengelola, nasabah mikro, nasabah kecil, nasabah konsumer, nasabah komersil hingga nasabah besar di level korporasi. Semakin kompleks jenis nasabah dan pembiayaan yang dialami, semakin luas cara pandang seorang AO sehingga akan matang untuk masuk ke dalam tahapan selanjutnya sebagai seorang bankir.
Seorang AO harus dapat memahami esensi dari laporan keuangan dan mampu menterjemahkannya dalam kondisi ril pada keadaan nasabah. Sebagai contoh, laporan keuangan nasabah yg menyebutkan asset, AO dapat memperkirakan asset tersebut memiliki nilai yg setara; laporan inventory, saat pengecekan di lapangan dapat diadu antara data di buku dan kondisi di lapangan. Sales atau pendapatan dapat kross cek langsung antara laporan dan mutasi rekening koran nasabah dan sales report.
Keahlian membaca bahasa tubuh juga sangat diperlukan terutama untuk nasabah kecil, karena mengandalkan laporan keuangan yg proper lebih banyak meleset dengan realitas lapangan. Pandai-pandai dan jeli untuk melakukan kross cek pada tetangga customer. client, supplier; bila perlu tak usah mengaku dari bank supaya dapat informasi apa adanya. Pernah ada satu pengalaman usaha yg dijalankan oleh suami isteri yg terlihat harmonis dan mesra; rupanya diujung perceraian, dan otomatis ketika suami isteri yg menjalankan usaha berdua bercerai, kondisi usaha yg dibiayai bisa berantakan.
Masuk ke stage berikutnya adalah usaha besar yg dibiayai; banyak-banyaklah bergaul dengan dunia luar; cari informasi mengenai market, kondisi global. Hal klasik seorang AO adalah banyakan di kantor mengerjakan paper work tanpa mendapatkan asupan informasi baru yg akan sangat membantu ketika mengusulkan satu proposal pembiayaan. Hal lainnya dengan bergaul juga akan selalu banyak stock pipeline nasabah sehingga tidak kalang kabut ketika ditanya rencana pencapaian target.
Itu dulu ya....
Sunday, 1 April 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)